Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) adalah sayuran dengan ukuran kecil, warna hijau atau merah cerah, yang memiliki rasa pedas yang kuat. Sayuran ini kaya akan protein, lemak, karbohidrat, kalium, niacin, pyridoxin, riboflavin, thiamin, serta vitamin A, B1, B2, dan B3. Kandungan capsaicin yang tinggi dalam cabai rawit dipercaya dapat mengurangi risiko kanker. Cabai rawit dapat diolah menjadi sambal, penyedap rasa, atau dicampurkan ke dalam berbagai jenis masakan.
Si Kecil Pedas dari Meksiko
Cabai termasuk dalam keluarga nightshade, yang juga mencakup tanaman seperti terong, kentang, tomat, dan paprika. Asal-usul cabai diperkirakan berasal dari Amerika, khususnya Meksiko. Sekitar 8000 SM, cabai liar yang berukuran kecil pertama kali dipanen oleh suku asli di daerah Tehuacán, Meksiko. Tanaman cabai liar ini berasal dari wilayah Ancon dan Huaca Prieta di Peru pada sekitar 2500 SM di Amerika Selatan. Cabai mulai diperkenalkan ke Indonesia oleh para pelaut Portugis dan Spanyol yang datang ke Asia Tenggara pada abad ke-16.
Syarat Tanam
Ketinggian
0-700 mdpl
Suhu Udara
18 – 27°C
Kelembaban Udara
50-80%
Curah Hujan
600 – 1250 mm/tahun
ph Tanah
5 - 6
Tekstur Tanah
Gembur, lempung, lempung berpasir, dan lempung berdebu
Kebutuhan benih
100–125 gram/hektar
Jarak Tanam
40 x 60 cm, 50 x 60 cm
Waktu Panen
60 - 90 hari
Potensi Hasil
10-20 ton/hektar
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan
Plantae
Divisi
Magnoliophyta
Kelas
Magnoliopsida
Ordo
Solanales
Famili
Solanaceae
Genus
Capsicum
Spesies
Capsicum frustescens L.
Panduan Budidaya Cabai Rawit
Cara Menanam Cabai Rawit di Lahan Agar Hasil Maksimal
Panduan Praktis Menanam Wortel dengan Teknik yang Tepat
Cara Sukses Budidaya Wortel: Panduan untuk Hasil Optimal
Panduan Budidaya Wortel di Lahan Terbatas: Tips dan Trik Terbaik
Cabai rawit diklaim dapat mencegah resiko kanker. Hal ini disebabkan karena kandungan vitamin C, capsaicin, flavonoid, dan fenolik yang tinggi. Senyawa tersebut memiliki zat antikanker yang bersifat antiproliferatif dan dapat menginduksi apoptosis. Antiproliferatif bersifat menghambat pertumbuhan dan perkembangan sel kanker, sementara apoptosis merupakan kecenderungan sel kanker untuk merusak dan memecah sel.
Menjaga kesehatan jantung
cabai rawit mengandung capsaicin dan vitamin C yang membantu menurunkan tekanan darah, mengurangi kadar kolestrol jahat (LDL), dan menjaga kesehatan jantung.
Mencegah penuaan dini
Cabai rawit kaya akan antioksidan seperti betakaroten dan vitamin C yang berperan dalam menjaga kelembutan kulit serta mencegah penuaan dini. Kandungan flavonoid di dalamnya juga membantu tubuh melawan zat berbahaya seperti Reactive Oxygen Species.
Mengurangi rasa nyeri
kandungan capsaicin dalam cabai dapat merangsang keluarnya endorfin dalam tubuh, yaitu senyawa alami yang meredakan rasa nyeri. Cabai rawit juga mampu membantu tubuh dalam meredakan rasa nyeri pada peradangan.
Membantu menurunkan berat badan
Resiko penyakit diabetes dapat dicegah oleh cabai rawit. Hal ini disebabkan karena senyawa capsaicin mampu membakar lemak dan menurunkan nafsu makan. Selain itu, cabai rawit mengandung senyawa serat yang tinggi dan kalori yang rendah, sehingga dapat mengurangi asupan kalori dalam tubuh.
Potensi Ekonomi dan Pasar Komoditas Cabai Rawit
Dalam seminggu, masyarakat Indonesia mengonsumsi cabai rawit rata-rata 0,038-0,058 kg/kapita.
Dalam setahun, masyarakat Indonesia mengonsumsi cabai rawit rata-rata 2-3 kg/kapita
Rata-rata pendapatan usaha tani cabai rawit di Indonesia sebesar 10-25 juta per musim tanam
Indonesia mengekspor cabai rawit ke beberapa negara luar dengan total ekspor hingga 0,29 ribu ton dan olahan cabai sebanyak 9,48 ribu ton (sekitar 22 juta US Dollar)
Baca Juga Artikel Lain Tentang Cabai Rawit di Kebunindo
Jelajahi lebih banyak artikel tentang komoditas cabai rawit di Kebunindo. Pelajari lebih dalam tentang budidaya, manfaat, dan potensi ekonomi cabai rawit.