Bawang daun (Allium fistulosum L.) merupakan tanaman yang asalnya dari Asia Tenggara, khususnya Cina dan Jepang, yang telah lama menjadi bahan masakan dan obat tradisional. Budidaya bawang daun terbilang mudah dilakukan, dimulai dengan pemilihan bibit unggul, penanaman di lahan yang subur dan cukup sinar matahari, serta perawatan rutin seperti penyiraman dan pemupukan.
Tanaman ini juga membutuhkan pengendalian hama dan penyakit secara berkala agar dapat tumbuh optimal dan menghasilkan daun yang segar dan berkualitas. Tertarik untuk mencoba budidaya tanaman yang mudah dan bermanfaat ini?
Yuk, simak cara-cara praktis dan tips sukses menanam bawang daun, dari pemilihan bibit hingga perawatannya, agar tanaman ini bisa tumbuh subur dan memberi manfaat di dapur maupun kesehatan Anda!
1. Pemilihan Varietas yang Tepatย
Untuk memulai menanam bawang daun, hal pertama yang perlu diperhatikan yaitu memilih varietas yang tepat. Salah satu pilihan unggulan adalah Blaze F1, yang dikenal karena ketahanannya terhadap penyakit layu dan bercak ungu, serta kemampuannya beradaptasi dengan baik di dataran menengah hingga tinggi. Varietas ini juga memiliki daya tumbuh hingga 75% dengan kemurnian benih yang sangat tinggi, mencapai 99%.
Selain itu, ada BD 2458 yang terkenal tahan terhadap hama dan penyakit, serta dapat tumbuh diberbagai jenis tanah. Jika Anda mencari varietas yang tahan terhadap cuaca ekstrem, TM Plaza bisa menjadi pilihan yang tepat. Dengan berbagai pilihan ini, Anda dapat memilih yang paling sesuai dengan kondisi lingkungan tempat Anda menanam bawang daun.
2. Pengadaan Bibit Bawang Daun

Membibitkan bawang daun bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dari benih dan anakan. Jika menggunakan benih, siapkan bedengan selebar 100-120 cm sesuai luas lahan.
Gemburkan tanah sedalam 30 cm, campurkan pupuk kandang (sekitar 2 kg), lalu taburkan benih di larikan melintang sedalam 1 cm dengan jarak antar larikan maksimal 10 cm.
Tutupi benih dengan karung goni basah hingga berkecambah, lalu siram setiap hari. Dalam 1 bulan, bibit akan tumbuh hingga 10-15 cm dan siap dipindahkan ke lahan utama pada usia 2 bulan.
Metode lain adalah dengan menggunakan anakan. Pilih rumpun bawang daun sehat berumur 2,5 bulan yang bebas hama. Bongkar rumpun tersebut, buang daun tua dan tanah yang menempel, lalu pisahkan menjadi rumpun kecil berisi 1-3 anakan.
Potong sebagian daun, simpan bibit di tempat lembab dan teduh selama 5-7 hari, lalu tanam. Kedua cara ini mudah dilakukan, cocok untuk pemula yang ingin menanam bawang daun di kebun sendiri.
3. Pengolahan Tanah

Pengolahan lahan untuk budidaya bawang daun sebenarnya cukup sederhana dan ramah lingkungan. Langkah pertama adalah membersihkan lahan dari gulma atau semak belukar menggunakan cangkul atau bajak hingga kedalaman 30-40 cm.
Setelah itu, tambahkan pupuk kandang sebanyak 10-15 ton per hektar untuk memperkaya nutrisi tanah. Selanjutnya, buat bedengan dengan lebar 0,6-1 meter, diselingi parit kecil selebar 20-30 cm untuk mempermudah pengairan.
Jika tanah Anda memiliki pH di bawah 6,5, tambahkan kapur dolomit sebanyak 1-2 ton per hektar. Campurkan kapur ini dengan tanah hingga kedalaman 30 cm untuk meningkatkan pH tanah, sehingga cocok untuk pertumbuhan bawang daun.
Proses ini tidak hanya mendukung pertumbuhan tanaman, tetapi juga menjaga kesehatan tanah jangka panjang!
4. Penanaman Bawang Daun

Menanam bawang daun ternyata cukup sederhana, lho! Bibit yang siap tanam biasanya berumur 2 bulan dengan tinggi 10-15 cm. Waktu terbaik untuk mulai adalah awal musim hujan atau kemarau.
Langkahnya, buat lubang tanam berjarak 20 x 20 cm dengan kedalaman sekitar 10 cm. Sebelum menanam, rendam bibit dalam larutan fungisida selama 10-15 menit untuk melindunginya dari penyakit.
Setelah itu, tanam bibit ke dalam lubang yang sudah disiapkan, lalu padatkan tanah di sekitar pangkal bibit atau akarnya agar tanaman berdiri kokoh.ย
5. Penyulaman
Penyulaman menjadi langkah penting dalam budidaya bawang daun untuk memastikan pertumbuhan yang optimal. Kegiatan ini dilakukan dengan mengganti tanaman yang mati atau kurang sehat dengan bibit baru yang segar dan berkualitas.
Penyulaman sebaiknya dilakukan sejak hari pertama hingga hari kesepuluh setelah tanam, di pagi atau sore hari ketika suhu lebih sejuk agar bibit dapat beradaptasi dengan baik. Dengan melakukan penyulaman secara tepat, Anda dapat menciptakan kebun bawang daun yang tumbuh merata, sehat, dan lebih produktif.
6. Penyiraman

Penyiraman bawang daun memerlukan perhatian khusus untuk menjaga kualitas dan pertumbuhannya. Air yang digunakan sebaiknya air bersih, bebas dari limbah atau bahan kimia berbahaya, agar tidak merusak tanaman.
Penyiraman idealnya dilakukan sekali seminggu, namun dapat disesuaikan dengan kondisi tanah dan kebutuhan tanaman, terutama saat cuaca panas atau tanah terlihat mulai kering. Pastikan air meresap ke dalam tanah dengan baik tanpa membuat genangan, sehingga akar mendapatkan nutrisi yang cukup tanpa resiko busuk.
7. Penyiangan
Kegiatan penyiangan melibatkan pembersihan gulma atau tanaman liar yang tumbuh di sekitar tanaman bawang daun. Sisa gulma yang telah dicabut sebaiknya dikubur dalam tanah sebagai bahan organik, yang akan memperkaya kesuburan lahan.
Jika Anda menemukan tanaman bawang daun yang rusak dalam waktu tujuh hari setelah penyiangan, segera cabut dan buang bersama gulma lain, lalu timbun di tempat khusus agar infeksi tidak menyebar.
Penyiangan biasanya dilakukan setiap 3-4 minggu dan sering digabung dengan pembumbunan, yaitu proses menggemburkan tanah, untuk memastikan tanaman mendapat nutrisi maksimal dan tetap sehat. Dengan langkah sederhana ini, hasil panen bawang daun Anda bisa lebih melimpah!
8. Pemupukanย

Pemupukan tanaman bawang daun dapat menggunakan pupuk organik atau anorganik untuk mendukung pertumbuhannya. Salah satu cara efektif adalah dengan pupuk NPK 25:7:7, yaitu mencampurkan 4 kg pupuk ke dalam 200 liter air.
Larutan ini diberikan sebanyak 200 ml per tanaman pada usia 21 hari setelah tanam (HST) dan diulang setiap minggu. Dengan pemupukan yang tepat dan rutin, tanaman akan tumbuh subur, menghasilkan bawang daun yang hijau, segar, dan berkualitas tinggi.
9. Hama dan Penyakit Bawang Daun
Seperti tanaman lainnya, bawang daun rentan terhadap beberapa hama dan penyakit yang bisa mengganggu pertumbuhannya. Hama yang sering menyerang antara lain ulat bawang atau ulat grayak (Spodoptera exiqua), ulat tanah (Agrotis ypsilon), dan thrips atau kutu loncat (Thrips tabbaci).
Selain itu, penyakit juga bisa menjadi masalah, seperti penyakit bercak ungu (Alternaria porri), busuk daun atau embun tepung (Peronospora destructor), busuk leher batang (Botrytis allii), dan antraknose (Collectotrichum gleosporiodes). Mengelola hama dan penyakit dengan tepat sangat penting untuk memastikan hasil panen bawang daun yang optimal.
10. Panen

Panen bawang daun bisa dilakukan saat tanaman berumur sekitar 2,5 bulan setelah tanam, ditandai dengan adanya 7-10 anakan per rumpun dan beberapa daun mulai menguning. Proses panen dilakukan dengan mencabut seluruh rumpun menggunakan cangkul atau kored.
Panen sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menjaga kesegaran tanaman. Setelah panen, bawang daun dibersihkan dari tanah yang menempel dan dicuci dengan air mengalir.
Untuk penyimpanan, ikat bagian batang dan daun menggunakan tali rafia dengan berat sekitar 25 kg per ikatan. Agar tetap segar, bawang daun disortir berdasarkan ukuran batang dan panjang daun, lalu disimpan pada suhu 0,8-1,4ยฐC untuk menjaga kualitasnya sebelum dipasarkan.