Cara Menanam Sawi Putih untuk Hasil yang Memuaskan Hati

Read Time: 6 minute(s)
Table of Contents
    Table of Contents
      cara menanam sawi putih

      Sawi putih merupakan tanaman yang menyukai udara sejuk dan tumbuh optimal di daerah dataran tinggi. Tanaman ini cocok ditanam di tanah yang gembur, seperti tanah lempung atau lempung berpasir, yang mengandung banyak bahan organik.

      Agar tumbuh subur, sawi putih membutuhkan pH tanah sekitar 6,0-6,8. Perawatan yang tepat akan memastikan tanaman ini tumbuh dengan baik, menghasilkan daun yang segar dan lezat. Berikut langkah-langkah budidaya sawi putih.

      1. Pemilihan Varietas yang Tepat 

      Budidaya sawi putih dimulai dengan pemilihan varietas yang tepat untuk memastikan hasil yang optimal. Beberapa varietas yang populer di antaranya adalah Varietas Jade Crown yang memiliki daun hijau keriting, cocok untuk daerah dataran rendah hingga menengah, serta tahan terhadap hama dan penyakit.

      Varietas Summer Bright memiliki ciri-ciri daun lebar berwarna hijau cerah, memiliki krop kompak dan rasa sedikit manis. Varietas Green Sun dikenal karena hasil tinggi dan bentuk krop bulat dengan daun hijau tua, serta adaptabilitasnya yang baik terhadap berbagai kondisi.

      Varietas Fine Zone, memiliki ciri daun bertekstur halus dan krop kompak, menawarkan rasa renyah yang cocok untuk berbagai masakan. Terakhir, Deli-CR yang memiliki daun kasar dan krop bulat, dikenal dengan ketahanan terhadap penyakit dan menjadi favorit petani.

      Pemilihan varietas yang tepat sangat penting untuk keberhasilan budidaya sawi putih, karena setiap varietas memiliki karakteristik yang mendukung pertumbuhan dan hasil panen yang berbeda-beda.

      2. Persiapan Lahan

      pengolahan tanah
      pengolahan tanah

      Budidaya sawi putih dimulai dengan pengolahan lahan yang intensif, yang terdiri dari tiga tahap. Pertama, tanah dibajak menggunakan traktor atau alat pembajak yang ditarik dengan sapi atau kerbau sedalam 30-40 cm untuk membalikkan tanah agar bagian dalam terangkat ke atas.

      Setelah itu, pada tahap kedua, tanah digemburkan dengan mencangkul secara tipis untuk mendapatkan struktur tanah yang remah dan meratakan permukaannya. Setelah satu minggu, tanah dibiarkan agar terkena sinar matahari dan tercampur udara dengan baik.

      Pada tahap ketiga, tanah digemburkan lagi dengan cangkul sedalam 30 cm, dan bedengan serta selokan dibuat. Bedengan disusun dengan arah timur-barat agar cahaya matahari dapat diterima secara merata.

      Selain itu, untuk memastikan tanaman tumbuh optimal, bedengan dibuat dengan lebar 100-120 cm, tergantung pada varietas sawi putih yang ditanam. Pengapuran tanah dilakukan jika pH tanah kurang dari 6, menggunakan kapur dolomit untuk menyesuaikan pH agar cocok untuk tanaman.

      Pupuk kandang atau kompos digunakan sebagai pemupukan dasar, yang diberikan bersamaan dengan pengolahan lahan atau satu minggu sebelum tanam dengan dosis 10-20 ton/ha tergantung kondisi tanah. Setelah itu, pemasangan mulsa plastik hitam perak dapat dilakukan untuk menjaga kelembaban tanah dan mengurangi pertumbuhan gulma.

      3. Penanaman Bibit

      pindah tanam sawi putih
      pindah tanam sawi putih

      Budidaya sawi putih dimulai dengan pemilihan bibit yang sehat dan berkualitas. Bibit yang siap ditanam harus memiliki daun yang segar, hijau mengkilat, tegak, dan bebas dari hama serta penyakit. Sebelum bibit dipindahkan ke kebun, tanah tempat penanaman harus dibasahi dengan air sehari sebelumnya.

      Selanjutnya, lubang tanam dibuat dengan menggunakan alat pelubang panas yang dilengkapi dengan bara api, berdiameter sekitar 8 cm dan kedalaman 10 cm, di titik yang sudah ditentukan sesuai jarak tanam. Agar terhindar dari serangan serangga, setiap lubang diberi furadan sekitar 0,5-1 gram.

      Setelah lubang tanam siap, bibit sawi putih yang telah didesinfeksi menggunakan fungisida dan bakterisida selama 5-10 menit bisa ditanam. Bibit dimasukkan ke dalam lubang hingga leher akar, lalu ditimbun dengan tanah dan ditekan agar tetap tegak dan kokoh.

      Setelah penanaman selesai, lakukan penyiraman untuk memastikan tanaman memperoleh kelembaban yang cukup. Kegiatan penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari agar bibit dapat beradaptasi dengan baik dan tumbuh optimal.

      4. Penyulaman 

      Penyulaman pada budidaya sawi putih penting dilakukan untuk memastikan tanaman tumbuh dengan optimal. Biasanya, penyulaman dilakukan seminggu setelah bibit ditanam atau saat ditemukan bibit yang pertumbuhannya terhambat, seperti yang kerdil, mati, atau rusak akibat hama dan penyakit.

      Caranya cukup mudah: cabut tanaman yang rusak, lalu buat lubang tanam baru di tempat tersebut. Bersihkan lubangnya dan beri Furadan 0,5 gram jika diperlukan untuk mengatasi hama seperti semut atau rayap.

      Setelah itu, tanam bibit yang baru, timbun dengan tanah, dan tekan sedikit agar posisi tanaman tegak. Pastikan bibit yang digunakan berumur sama dengan tanaman lainnya agar pertumbuhannya merata.

      5. Penyiraman

      Penyiraman pada budidaya sawi putih sangat penting, terutama pada masa awal pertumbuhannya. Di fase ini, tanaman membutuhkan banyak air karena pertumbuhan vegetatif yang cepat.

      Oleh karena itu, penyiraman dilakukan dua kali sehari, yakni pagi dan sore, khususnya jika tidak menggunakan mulsa plastik hitam perak. Namun, kebutuhan air akan berkurang seiring dengan fase pembungaan dan pembuahan, sehingga penyiraman cukup dilakukan sekali sehari.

      Menjaga kelembapan tanah yang tepat sangat penting untuk mendukung pertumbuhan tanaman sawi putih yang optimal.

      6. Penyiangan

      Penyiangan pada budidaya sawi putih sangat penting untuk menjaga pertumbuhan tanaman agar tidak terhambat. Gulma atau rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman bisa menjadi pesaing dalam merebut sumber daya seperti air, cahaya matahari, dan zat makanan di dalam tanah.

      Jika tidak segera dibersihkan, tanaman sawi putih akan kekurangan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh dengan optimal. Penyiangan bisa dilakukan dengan tiga cara: manual, mekanik, dan kimiawi.

      Secara manual, gulma dicabut tangan atau menggunakan alat pencukil. Untuk gulma yang tumbuh di parit, bisa menggunakan cangkul. Penyiangan mekanik menggunakan alat mesin, dari yang sederhana hingga yang modern, seperti cono weeder untuk lahan kering.

      Sedangkan penyiangan secara kimiawi menggunakan herbisida seperti Actril DS, Ferninine 720 AS, atau Roundup untuk membunuh rumput dan gulma lainnya. Dengan penyiangan yang tepat, tanaman sawi putih akan tumbuh lebih sehat dan produktif.

      7. Pemupukan  

      Untuk budidaya sawi putih yang optimal, pemupukan susulan sangat penting untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Pemupukan susulan dilakukan setelah pemberian pupuk dasar dengan menggunakan pupuk anorganik yang mengandung unsur N, P, dan K, yaitu Urea, SP-36, dan KCl.

      Pupuk ini penting untuk menambah kekurangan unsur hara NPK yang ada di tanah setelah penggunaan pupuk kandang. Kebutuhan pupuk NPK per hektar adalah: Urea 130 kg, SP-36 125 kg, dan KCl 75 kg.

      Waktu pemberian pupuk tergantung pada metode budidaya. Jika menggunakan mulsa plastik hitam perak, pupuk dapat diberikan sekaligus 7 hari sebelum tanam. Jika tanpa mulsa, pupuk diberikan 7 hari sebelum tanam, dengan tambahan pemberian urea 21 hari setelah tanam.

      8. Hama dan Penyakit Sawi Putih

      pemeliharaan sawi putih pengendalian hama dan penyakit
      pemeliharaan sawi putih pengendalian hama dan penyakit

      Sawi putih, seperti tanaman lainnya, rentan terhadap hama dan penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhannya. Hama yang sering menyerang sawi putih antara lain ulat tanah, ulat krop, ulat tritip, ulat grayak, kutu daun, hingga siput.

      Hama-hama ini dapat merusak daun dan akar tanaman. Selain itu, tanaman sawi putih juga dapat terserang penyakit yang disebabkan oleh cendawan, bakteri, dan virus, seperti penyakit mosaik, busuk hitam, busuk basah, akar pekuk, dan bercak daun alternaria.

      Untuk mengatasi hal ini, penting untuk melakukan pemantauan rutin dan pengendalian hama serta penyakit secara tepat agar tanaman sawi putih tetap sehat dan menghasilkan panen yang optimal.

      9. Panen

      Panen sawi putih biasanya dilakukan antara 40-87 hari setelah pindah tanam, tergantung pada varietasnya. Untuk memastikan tanaman siap panen, perhatikan ciri-ciri fisiknya.

      Daun bagian bawah mulai menguning, menandakan tanaman memasuki fase generatif, namun tanaman belum berbunga, karena bunga yang muncul dapat menurunkan kualitas krop. Krop sawi putih yang siap dipanen sudah besar, padat, dan kompak.

      Pemanenan dilakukan dengan memotong pangkal batang dekat permukaan tanah menggunakan sabit atau pisau tajam, hati-hati agar tangkai daun tidak terpotong dan krop tetap utuh. Setelah dipanen, segera kumpulkan krop di tempat teduh agar tidak cepat layu atau mengerut akibat paparan sinar matahari langsung.

      Popular Articles

      Tentang Penulis

      Picture of Erly Indriani
      Erly Indriani
      Penulis yang berkomitmen menyajikan wawasan informatif tentang pertanian berkelanjutan, teknologi pertanian, dan ketahanan pangan untuk edukasi serta peningkatan kesadaran masyarakat. Ketahui Erly lebih lanjut di Linkedin

      Artikel Terbaru

      Belajar Bertani bersama Kebunindo

      Panduan Lengkap Cara Mengatasi Hama dan Penyakit pada Tanaman Bayam

      Mudah ditanam dan cepat dipanen, bayam menjadi salah satu sayuran....

      Cara Menanam Cabai Besar Agar Hasil Buah Berkualitas Tinggi

      Cabai merupakan sayuran yang dapat tumbuh di daerah dengan ketinggian....

      Jenis dan Varietas Bayam yang Menarik Dibudidayakan

      Bayam merupakan komoditas sayuran yang paling sering dikonsumsi kedua setelah....

      Loading...